EMPAT HAL
>> Kamis, 19 Maret 2009
Dalam kehidupan kemanusiaan sebagai makhluk yang paling sempurna yang Allah ciptakan, sangat mungkin terjadi kekeliruan, kesalahan dan kekhilapan dalam interaksinya sesama manusia, alam sekitar bahkan dengan binatang. Dalam Islam dikenal dengan muamalah; adaptasinya dengan sesama dan makhluk lain. Hal ini memungkinkan karena latar belakang sosial, adat dan etika manusia yang kadang bergantung kultur sosiologis. Ada empat hal yang harus kita perhatikan dalam aktivitas keseharian kita, yang kerap terlupakan oleh kita sendiri kadang sadar, kadang tak sadar atau terdapat unsur kesengajaan.
empat hal ini perupakan etika Islami yang harus ditanamkan pada diri kita, anak kita, saudara kita dan sahabat kita dalam upaya membentuk keluarga yang berakhlaq karimah, membiasakan pola hidup sederhana dan memfungsikan anggota badan dengan semstinya.
Pelihara Hatimu, jika kamu menyendiri
(Idza kunta wahdaka, fahfadz qalbaka)
Dimana anda berada? dimanapun anda berada hendaknya menjaga hati anda agar sealu berdzikir kepada Alah, paling tidak anda harus ingat bahwa Allah menjadi saksi apa yang sedang anda lakukan. Ketika anda melakukan pekerjaankah? Ketika anda hendak tidurkah? Ketika anda hendak makankah? Ketika anda mengerjakan tugaskah? Ketika anda melihat sesuatu yang memancing anda untuk tidak merlaku jujur pada diri sendiri? Atau ketika anda sedang mandi?
Pada kesempatan-kesempatan yang kerap terjadi dalam kesendirian, mampuhkah anda menahan diri anda dari berbagai sifat dan sikap yang tidak jujur? Bagaimana cara anda agar anda mampu menjaga hati anda agar selalu taat dan pasrah hanya kepada Allah. Tidak melakukan sesuatu hal yang dapat merubah fikiran kepada hal-hal yang tidak bermanfaat. Tidak berfikir hal-hal yang tidak menghasilkan sesuatu yang maslahat.
Banyak hal positif yang bisa anda lakukan yang manfaat untuk anda sendiri atau orang lain. Selain dzikir kepada Sang Maha Pencipta bisa anda lakukan, anda juga bisa melakukan shalat-shalat sunah yang disyariatkan. Jika sendiri pada waktu dhuha (sekitar pukul 07.30 s.d. 11.00 WIB) tiada ada aktivitas yang rutin anda lakukan maka bisa anda lakukan shalat dhuha. Bila anda dalam kesendirian pada siang hari bisa anda lakukan karya nyata. Adakah potensi sastra pada diri anda? Bisa anda lakukan pembuatan prosa yang tidak terikat oleh apapun, puisi tentang kekecewaan, kesediahan, kebahagiaan dan keagungan ciptaan Tuhan, cerpen dari kisah romatintika anda sendiri. Adakah potensi skill keterampilan tepat guna pada diri anda? Bisa anda lakukan sesuatu karya yang bernilai produktif, punya nilai jual.
Dalam kesednriian harus selalu ,emjaga komitmen diri dan keteguhan jiwa 'istiqomah' dalam menjalankan hidup sesuai aturan-aturan Allah 'syariat; dan hukum alam yang terjadi 'sunatullah'.
Pelihara lidahmu, jika anda di antara orang banyak.
(Idza kunta fin Naasi, fahmadz lisaanaka)
yang kedua dalam setiap pergaulan kita sesama kita sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk yang paling sempurna, sebagai makhluk yang berpedoman pada hukum Allah semata. Hendaknya kita sadar bahwa sebagai manusia itu harus saling mamnabtu, menolong dan memberikan solusi antar sesama, boleh kita liat bagaimana Allah telah mengariskan bahwa manusia dalam perjalanan waktunya selalu merugi dan pasti merugi. Orangorang yang mau dan berkeinginan untuk menasehati oranglain dalam kesabaran dan kebaikan yang tak akan pernah merugi. Hal ini karena semua waktunya selalu dimanfaatkan dengan baik, selalu memberikan kebaikan kepada orang lain, selalu memberi dan menerima nasihat sahabat-sahabatnya.
Ketika kita ngobrol, ketika kita diskusi dan ketika kita bermusyawarah dalam hal apapun hendaknya kita menjaga lisan kita, menjaga diri kita dari kata-kata kotor, kata yang dapat menyakiti orang lain, kata-kata yang membuat orang lain tersinggung dan menjadi polemik yang berujung negatif thinking. Pepatah orang bijak pernah mengatakan baha keselamatan seseorang itu sangat bergantung pada lisannya, artinya sangat mungkin terjadi karena terpeleset lidah, terpeleset statemen yang menjadi gosip, isu dan ghibah. Naudzubillahi min dzalik.
Pelihara perutmu, jika anda dalam sebuah meja makan
(Idza kunta 'alal maidati fahfadz bathnaka)
Menurut Rasulullah Saw, bahwa sumber penyakit itu adalah tempatnya di perut yang disebut dalam bahasa Arabnya adalah bathn, penyakit yang terjadi hakikatnya dari Allah, karena Allah ang mendatangkan dan Allah jualah yang menyembuhkan. Secara biologis dan medis makanan yang kita makan akan membusuk dalam perut melalui proses pencernaan yang ajaib Allah ciptakan, saripati kananan akan menjadi darah, daging, tulang, sel-sel lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita. Sisa saripati akan keluar melalui output akhir yakni anus. Ketika dirasakan sakit pada perut, maka otomatis sumber sakit itu adalah dari makanan yang termakan. Sumber penyakit yang termakan itu sangat tidak mungkin untuk menjadi bahan awal saripati yang baik, tentunya akan menjadi buruk. Maka dengan demikian hendaknya kita memasukkan makanan yang bergizi, bervitamin, mengandung mineral dan berbagai unsur yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Bukan soal enak dan tidaknya makanan, bukan soal mahal dan tidaknya makanan, bukan soal nge-trend atau tidaknya sebuah makanan, dan bukan soal makanan orang kaya atau orang miskinnya. tetapi yang dibutuhkan oleh kita sebagai manusia bijak makanan yang kandungan energinya tinggi, mineralnya tinggi, vitamin dan gizi yang memadai dan tidak lupa yang halal menurut islam. Semua makanan sangat akan berpengaruh pada diri dan jiwa orang yang memakannya. Terbiasa makan anjing (haram) tak jauh dia akan seperti anjing baik watak maupun kebiasaannya.
Maka Rasulullah Saw mengajurkan kepada kita selaku umat Islam untuk memakan makanan yang hala lagi thayib (baik dan cocok untuk perut kita). Di samping yang halal dan thayib kita juga harus memperhatikan kedaan perut kita, walaupun kosong tidak boleh sampai kenyang banget.
Tips makan sehat dan syar'i di antaranya:
Makanan harus hala dan thayib
Makanan harus bergizi, sehat, bersih dan mengandung vitamin
Mulai dengan basmalah dan sudahi dengan hamdalah
Gunakan tangan dan jari tangan, tidak usah menggunakan sendok atau garpu
Jari-jari tangan dijilat setelah selesai makan
Minum diteguk dengan 3 tegukan, dlm satu gelas harus sampai habis
Gunakan tangan kanan untuk mengambil makanan dan minuman dan atau memasukkan makanan dan minuman
Mulailah makan pada saat sebelum lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang.
Makanlah dengan cara sederhana, tidak usah berlebihan. Pada akhirnya yang kita makan masuk ke perut sama saja, campur-campur juga.
Pelihara kedua matamu, jika sedang berjalan
(Idza kunta fi thariq, fahfadz 'ainaika)
Tundukkan kepala anda jika anda berjalan, niscaya tak akan pernah tersandung bebatuan ataupun kerikil yang dapat menghambat perjalanan anda. Jaga pandangan ketika berjalan dengan siapapun di jalan manapun. Secara sosiologis orang tak akan mudah menyangka kita seorang maling atau seseorang yang dicurigai.
Menjaga pandangan melalui mata kita adalah menyehatkan pandangan dan pemikiran kala itu. Menjaga pandangan akan terhidar kita dari aral rintangan yang merusak fikiran-fikiran sehat dalam diri kita. Menjada pandangan juga menghidarkan diri kita dari maksiat mata yang kerap kali ingin melihat yang seharusnya tidak dilihat. Menjaga pandangan bukan berarti membuang senyuman kita kepada orang lain. menjaga pandangan justru akan lebih mudah senyum yang lebar dan ikhlas kala bertemu dengan orang lain.
Dengan demikian mari kita jaga pandangan kita, jaga mata kita dari sesuatu yang dilihat itu tidak baik bahkan dari yang haram kita lihat.
Semoga manfaat bagi kita semua, amin. Wallahu 'alam
empat hal ini perupakan etika Islami yang harus ditanamkan pada diri kita, anak kita, saudara kita dan sahabat kita dalam upaya membentuk keluarga yang berakhlaq karimah, membiasakan pola hidup sederhana dan memfungsikan anggota badan dengan semstinya.
Pelihara Hatimu, jika kamu menyendiri
(Idza kunta wahdaka, fahfadz qalbaka)
Dimana anda berada? dimanapun anda berada hendaknya menjaga hati anda agar sealu berdzikir kepada Alah, paling tidak anda harus ingat bahwa Allah menjadi saksi apa yang sedang anda lakukan. Ketika anda melakukan pekerjaankah? Ketika anda hendak tidurkah? Ketika anda hendak makankah? Ketika anda mengerjakan tugaskah? Ketika anda melihat sesuatu yang memancing anda untuk tidak merlaku jujur pada diri sendiri? Atau ketika anda sedang mandi?
Pada kesempatan-kesempatan yang kerap terjadi dalam kesendirian, mampuhkah anda menahan diri anda dari berbagai sifat dan sikap yang tidak jujur? Bagaimana cara anda agar anda mampu menjaga hati anda agar selalu taat dan pasrah hanya kepada Allah. Tidak melakukan sesuatu hal yang dapat merubah fikiran kepada hal-hal yang tidak bermanfaat. Tidak berfikir hal-hal yang tidak menghasilkan sesuatu yang maslahat.
Banyak hal positif yang bisa anda lakukan yang manfaat untuk anda sendiri atau orang lain. Selain dzikir kepada Sang Maha Pencipta bisa anda lakukan, anda juga bisa melakukan shalat-shalat sunah yang disyariatkan. Jika sendiri pada waktu dhuha (sekitar pukul 07.30 s.d. 11.00 WIB) tiada ada aktivitas yang rutin anda lakukan maka bisa anda lakukan shalat dhuha. Bila anda dalam kesendirian pada siang hari bisa anda lakukan karya nyata. Adakah potensi sastra pada diri anda? Bisa anda lakukan pembuatan prosa yang tidak terikat oleh apapun, puisi tentang kekecewaan, kesediahan, kebahagiaan dan keagungan ciptaan Tuhan, cerpen dari kisah romatintika anda sendiri. Adakah potensi skill keterampilan tepat guna pada diri anda? Bisa anda lakukan sesuatu karya yang bernilai produktif, punya nilai jual.
Dalam kesednriian harus selalu ,emjaga komitmen diri dan keteguhan jiwa 'istiqomah' dalam menjalankan hidup sesuai aturan-aturan Allah 'syariat; dan hukum alam yang terjadi 'sunatullah'.
Pelihara lidahmu, jika anda di antara orang banyak.
(Idza kunta fin Naasi, fahmadz lisaanaka)
yang kedua dalam setiap pergaulan kita sesama kita sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk yang paling sempurna, sebagai makhluk yang berpedoman pada hukum Allah semata. Hendaknya kita sadar bahwa sebagai manusia itu harus saling mamnabtu, menolong dan memberikan solusi antar sesama, boleh kita liat bagaimana Allah telah mengariskan bahwa manusia dalam perjalanan waktunya selalu merugi dan pasti merugi. Orangorang yang mau dan berkeinginan untuk menasehati oranglain dalam kesabaran dan kebaikan yang tak akan pernah merugi. Hal ini karena semua waktunya selalu dimanfaatkan dengan baik, selalu memberikan kebaikan kepada orang lain, selalu memberi dan menerima nasihat sahabat-sahabatnya.
Ketika kita ngobrol, ketika kita diskusi dan ketika kita bermusyawarah dalam hal apapun hendaknya kita menjaga lisan kita, menjaga diri kita dari kata-kata kotor, kata yang dapat menyakiti orang lain, kata-kata yang membuat orang lain tersinggung dan menjadi polemik yang berujung negatif thinking. Pepatah orang bijak pernah mengatakan baha keselamatan seseorang itu sangat bergantung pada lisannya, artinya sangat mungkin terjadi karena terpeleset lidah, terpeleset statemen yang menjadi gosip, isu dan ghibah. Naudzubillahi min dzalik.
Pelihara perutmu, jika anda dalam sebuah meja makan
(Idza kunta 'alal maidati fahfadz bathnaka)
Menurut Rasulullah Saw, bahwa sumber penyakit itu adalah tempatnya di perut yang disebut dalam bahasa Arabnya adalah bathn, penyakit yang terjadi hakikatnya dari Allah, karena Allah ang mendatangkan dan Allah jualah yang menyembuhkan. Secara biologis dan medis makanan yang kita makan akan membusuk dalam perut melalui proses pencernaan yang ajaib Allah ciptakan, saripati kananan akan menjadi darah, daging, tulang, sel-sel lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita. Sisa saripati akan keluar melalui output akhir yakni anus. Ketika dirasakan sakit pada perut, maka otomatis sumber sakit itu adalah dari makanan yang termakan. Sumber penyakit yang termakan itu sangat tidak mungkin untuk menjadi bahan awal saripati yang baik, tentunya akan menjadi buruk. Maka dengan demikian hendaknya kita memasukkan makanan yang bergizi, bervitamin, mengandung mineral dan berbagai unsur yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Bukan soal enak dan tidaknya makanan, bukan soal mahal dan tidaknya makanan, bukan soal nge-trend atau tidaknya sebuah makanan, dan bukan soal makanan orang kaya atau orang miskinnya. tetapi yang dibutuhkan oleh kita sebagai manusia bijak makanan yang kandungan energinya tinggi, mineralnya tinggi, vitamin dan gizi yang memadai dan tidak lupa yang halal menurut islam. Semua makanan sangat akan berpengaruh pada diri dan jiwa orang yang memakannya. Terbiasa makan anjing (haram) tak jauh dia akan seperti anjing baik watak maupun kebiasaannya.
Maka Rasulullah Saw mengajurkan kepada kita selaku umat Islam untuk memakan makanan yang hala lagi thayib (baik dan cocok untuk perut kita). Di samping yang halal dan thayib kita juga harus memperhatikan kedaan perut kita, walaupun kosong tidak boleh sampai kenyang banget.
Tips makan sehat dan syar'i di antaranya:
Makanan harus hala dan thayib
Makanan harus bergizi, sehat, bersih dan mengandung vitamin
Mulai dengan basmalah dan sudahi dengan hamdalah
Gunakan tangan dan jari tangan, tidak usah menggunakan sendok atau garpu
Jari-jari tangan dijilat setelah selesai makan
Minum diteguk dengan 3 tegukan, dlm satu gelas harus sampai habis
Gunakan tangan kanan untuk mengambil makanan dan minuman dan atau memasukkan makanan dan minuman
Mulailah makan pada saat sebelum lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang.
Makanlah dengan cara sederhana, tidak usah berlebihan. Pada akhirnya yang kita makan masuk ke perut sama saja, campur-campur juga.
Pelihara kedua matamu, jika sedang berjalan
(Idza kunta fi thariq, fahfadz 'ainaika)
Tundukkan kepala anda jika anda berjalan, niscaya tak akan pernah tersandung bebatuan ataupun kerikil yang dapat menghambat perjalanan anda. Jaga pandangan ketika berjalan dengan siapapun di jalan manapun. Secara sosiologis orang tak akan mudah menyangka kita seorang maling atau seseorang yang dicurigai.
Menjaga pandangan melalui mata kita adalah menyehatkan pandangan dan pemikiran kala itu. Menjaga pandangan akan terhidar kita dari aral rintangan yang merusak fikiran-fikiran sehat dalam diri kita. Menjada pandangan juga menghidarkan diri kita dari maksiat mata yang kerap kali ingin melihat yang seharusnya tidak dilihat. Menjaga pandangan bukan berarti membuang senyuman kita kepada orang lain. menjaga pandangan justru akan lebih mudah senyum yang lebar dan ikhlas kala bertemu dengan orang lain.
Dengan demikian mari kita jaga pandangan kita, jaga mata kita dari sesuatu yang dilihat itu tidak baik bahkan dari yang haram kita lihat.
Semoga manfaat bagi kita semua, amin. Wallahu 'alam
0 komentar:
Posting Komentar