SERBA SERBI PERISTIWA PASCA PEMILU, LAGI-LAGI CALEG PRUSTASI …
>> Rabu, 15 April 2009
Celoteh Mimiti
Pemilu diartikan sebagai peristiwa hajat negara, hajat bangsa yang merupakan bukti demokrasi sebuah negara kesatuan. Pemilu di Indonesia sudah keluar dari tujuan undang-undang dasar yang dijadikan sebagai landasan dan faksafah bangsa dalam berdaulat. Pemilu seyogyanya 'luber' langsung, bebas dan rahasia. Tapi kenyataannya langsung dilaksanakan tepat pda waktunya sesuai jadwal bisa dikatakan ya. Bebas dalam hal memilih mungkin tusk mungkin juga ya, sebab ada beberapa propokasi dala mensukseskan calegnya, partainya atau kelompoknya dilakukan dengan berbagai cara yang multi indisipliner. Betapa tidak, karena rakyat Indonesia baru saja mengetahui dan belajar berdemokrasi... Buktinya kepala pemerintahan yang dipimpin partai tertentu selalu saja memaksakan rakyatnya dan bawahannya untuk memilih partai yang didudukinya. Walhasil jangan sampai turun jabatan atau tidak akan naik kembali menduuki tahta pemerintahan... Bukankah ini sebuah kerajaan atau monarchi? atau kerajaan rezim baru ala demokrasi yang kalut?...
Sebenrnya yang paling enak kalau jadi apa sih legislatif apa eksekutif?
tentunya kalau berfikir tanggung jawan semua jabatan akan terasa berat karena harus mempertanggungjawabkan hasil kerjaannya kepada subjek pemerintahan yakni rakyat. Kalau berfikir jabatan tho yang dia duduki pasti tak akan pernah merasakan berat malah menikmatinya dengan biasa saja. Wallahu a'lam...
Abu Bakar Shiddiq Ra menangis ketika beliau diangkat sebagai khalifah pertama pengganti Rasulullah Saw dalam mengemban amanat Allah dan rasulnya. Mengapa is menangis?..... Dia menangis karena kehawatiran yang tinggi terhadap pelaksanaan program kekhilahan yang tidak bisa dia laksanakan sesuai tuntunan Allah dan Rasulnya. Beliau tidak berhenti berdagang yang merupakan mata pencaharian untuk memenuhi nafkah anak-anak dan istrinya tanpa mengabaikan kepentingan kekhalifahan. Bahkan beliau terkenal dengan kedermawanan, hingga semua harta yang dimilikinya untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan Islam, untuk kepentingan negara.
Kesiapan Caleg???
Makin banyak aturan yang mengatur system pemilihan umum dan pencalonan anggota legislatif, maka makin banyak pula sikap propikasi dan politisasi masalah untuk memenangkan dirinya dan golongannya. Betapa tidak, begitu emansipasi mulai digembar gemborkan bangsa kita, diharuskanlah 30% caleg setiap partai untuk memenuhi tes verifikasi partai peserta pemilu. Walau kadang-kadang semua partai juga kelabakan mencari sosok wanita yang peduli masyarakat, peduli bangsa, peduli golongan juga siap berkifrah seperti layaknya RA Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien dan Cut Meutia..... Walhasil beberapa perempuan yang mencalonkan diri harus izin suami, harus meninggalkan kewajibannya mengurusi anak, harus mengorbankan beberapa materi dan finansial untuk menjadi caleg yang terpilih. Walhasil kedua banyak caleg dari kaujm hawa ini yang diambil dari para ibu rumahtangga dan para gadis yang muda belia yang siap tidak siap harus siap menjadi caleg.
Padahal menurut penulis menjadi seorang legislatif bukan sekedar mampu membayar pendaftaran, mampu emmebeli suara rakyat dengan menjual rumah, kendaraan dan harta lainnya. Akan tetapi sejauh mana dia berkiprah di masyarakat sebagai tokoh, sebagai ibu atau bapak teladan, sebagai keluarga yang sakinah, penuh mawaddah dan rahmah dan daopat dibuktikan secara amamliah dan mu'amalah di sekitar masyaraklat tersebut. Hingga tanpa mempengaruhi masyarakatpun dengan money polytic dia akan terpilih.
Dari mulut ke mulut ada caleg yang menjual kendaraannya satu, dua bahkan hampir 50% harta kekayaannya ludes digunakan untuk memperjuangkan tujuannya. Ada juga caleg yang hingga bercerai karena tidak dizinkan suaminya atau istrinya tidak rela karena menjual sebagian harta hasil rumahtangganya. Ada juga yang masing-masing (suami-istri) kembali ke kedua orangtuanya karena perpisah dan rumahnya dijual.
Peristiwa Yang Amat Melakukan Bangsa
Serba-serbi pasca pemilu legislatif,... memmang aneh tapi nyatanya nyata lho...
Kolaisi partai tidak menentu, bingung jadinya, palagi bagi sipatisan dan kader partai? Yang pada akhirnya tunggu sebelum pilpres aja deh. Caleg yang masih punya utang pada percetakan, tukang sablon,..... ga aneh tu?.... Ada juga yang menjual atau menggadaikan kendaraan inventaris partai...... Yang Lainnya setelah penghitungan suara dimulai setelah beberapa hari dan dipastikan dia tidak mungkin menjadi caleg..... wah banyak sekali;
Bunur diri, gantung diri, stress, masuk penjara, membunuh anggota KPPS, memarahi dan mengamuk di kerumunan massa, menjadi gila, langsung stroke, langsung meninggal dan lain sebagainya..... Apakah ini krisis mental ataukah krisis iman? Wallahu a'lam, naudzubillahi min dzalik..... Allahumma ba'idnaa
Yang lebih lucu lagi ada caleg yang mengambil yang pernah dia beri kepada masyarakat; karpet, televisi, rebana...... aneh memang, tapi nyata lhoooooo...
Di Ciamis, Jawa Barat
Caleg Gantung Diri
Diduga karena menderita stres akibat tekanan persaingan perolehan suara, Caleg no urut 8 dari PKB, Sri Wahyuni (40), yang mencalonkan anggota DPRD Kota Banjar, akhirnya mengambil jalan pintas dengan gantung diri. Jasadnya ditemukan warga Selasa (14/4) sekitar pukul 08.00 WIB di dalam saung di tengah sawah di Dusun Cibarogol Desa Bangunjaya Kec Langkaplancar Kab Ciamis.
Saat ditemukan, kondisi jasad terlihat memakai pakaian lengkap serta kerudung. Menurut keterangan warga yang melihat penemuan mayat itu, saat itu korban terlihat mengenakan celana jins panjang warna biru yang dipadu kaos lengan panjang berwarna putih.
Toto Suharyanto (32), salah seorang saksi mata, menyebutkan bahwa penemuan mayat itu sangat mengejutkan. Hal itu, kata dia, karena warga disekitar sama sekali tidak mengenalinya. Kami justru kenal sama suaminya yang memang asli orang sini, ujar dia kepada Republika, Selasa (14/4).
Saat ditemukan, jasad korban tergantung di atas atap saung dengan menggunakan selendang. Jarak jasad korban menggantung ke permukaan tanah sekitar 2 meter. Kemudian, jasad korban oleh polisi langsung dibawa ke RSUD Banjar untuk dilakukan otopsi.
Sebelum ditemukan, Toto menerangkan bahwa pada Senin (13/4) dini hari, pemuda setempat sempat menegurnya saat diketahui dia berjalan sendirian di jalan kampung. Saat itu, kata dia, korban terlihat sedang berjalan gontai menyusuri jalan dan tidak menghiraukan seruan para pemuda.
Kepala Polsek Langkaplancar, AKP Sukardi, dalam keterangannya kepada Republika, menyebutkan bahwa dugaan sementara kasus tersebut memang murni gantung diri. Menurut dia, dugaan itu menguat karena selama olah TKP tidak ditemukan bukti kekerasan yang ada di tubuh korban.
Dari keterangan yang diperoleh kepolisian, Sukardi mengatakan, korban diketahui keluar dari rumah mertua (orangtua suami korban) di kampung tersebut sekitar Senin (13/4) dini hari. Saat itu, ujar dia, tidak ada satupun penghuni rumah yang tahu korban keluar rumah, bahkan termasuk suaminya.
Namun, kata Sukardi, pada pukul 02.00 WIB, suaminya terbangun dan baru sadar kalau istrinya tidak ada. Saat itu, jelas dia, suaminya sudah mencari-cari keberadaan istrinya di dalam dan luar rumah, dan hasilnya tetap saja nihil.
Akhirnya pada Selasa (14/4) sekitar pukul 06.00 WIB, suaminya lapor kehilangan orang ke polsek. Dan kebetulan, pada pukul 08.00 WIB ada informasi penemuan mayat gantung diri di kampung tersebut,tutur dia.
Menurut keterangan suaminya, Sukardi, korban diduga memang mengalami depresi berat setelah mengetahui hasil pencontrengan dan penghitungan suara sementara. Karenanya, sambung dia, saat itu korban memutuskan mengajak suaminya untuk mendinginkan suasana di kampung halaman mertuanya di Langkaplancar. -mus/ahi/RioL
Di Medan, Sumatera Utara
Tim Sukses (TS) Caleg Gagal, Nekat Gantung Diri
Kalah dalam pemilihan ternyata tak hanya berdampak pada Caleg itu sendiri. Tim Sukses (TS) Caleg pun bisa stres bahkan mengakhiri hidupnya. Itu dibuktikan Muhammad Iqbal (28), TS seorang Caleg yang kalah.
Lelaki yang menetap di Jalan Eka Surya, Gang Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor ini nekat gantung diri di kediamannya, kemarin (10/4). Iqbal stres usai Caleg jagoannya kalah ditambah istrinya, Netty br Gultom, yang kabur dari rumah karena tak tahan dengan tabiat Iqbal yang jarang pulang ke rumah selama musim kampanye kemarin.
Iqbal adalah TS seorang Caleg untuk DPRD Medan. Sejak dua bulan lalu dia aktif menjadi TS Caleg sebuah Parpol. Karena kesibukan sebelum dan saat kampanye. Lelaki dengan pekerjaan serabutan ini dikabarkan sering tak pulang ke rumah untuk ngurus kemenangan Caleg jagoannya. Karena itu, dia acap bertengkar dengan istrinya.
Puncaknya, Netty diam-diam meninggalkan rumah. Bahkan, dua anaknya ditinggalkannya bersama Iqbal. Sejak itulah Iqbal uring-uringan. Ia dilaporkan makin stress menyusul Caleg yang diusungnya kalah dalam pemilihan. Kemarin, Iqbal akhirnya bertindak nekat. Dia mengakhiri hidup dengan gantung diri di rumahnya.
Awalnya, jasad Iqbal ditemukan adiknya, Ade Wulansari. Ade mendapati tubuh kakaknya tergantung dengan seutas tali nilon di dapur rumahnya. Sebuah kursi tergeletak di sampingnya. Diperkirakan, Iqbal naik ke kursi lalu menendangnya untuk memuluskan aksi bunuh diri. Temuan itu sontak menggemparkan warga di sana. Ade berteriak histeris saat sejumlah warga berniat menunaikan Sholat Jumat.
Temuan itu kemudian dilaporkan ke Mapolsek Delitua. Polisi lalu turun ke TKP bersama tim identifikasi. Selain jasad Iqbal, ditemukan juga surat wasiat buat Netty, istri Iqbal. Korban kecewa pada istrinya karena pergi begitu saja meninggalkannya dan anak-anaknya, ungkap Iptu Aron Siahaan, Kasat Reskrim Polsek Delitua.
Menurut Iptu Aron, usai mendapat laporan, pihaknya langsung ke TKP dan menemukan sebuah surat wasiat yang berisikan pengakuan kekesalan Iqbal atas kepergian istrinya. Dari keterangan adiknya sudah jelas kalau korban sangat frustasi dan kerap uring-uringan dengan kaburnya istrinya dengan meninggalkan 2 buah hati mereka. Soal indikasi lain tidak ada, korban tewas akibat bunuh diri, tandas Aron.
Usai diidentifikasi, jenazah Iqbal yang semula akan dievakuasi ke RS Pirngadi Medan guna diautopsi akhirnya gagal karena pihak keluarga menolak. Mereka meyakini tidak ada unsur lain penyebab kematian Iqbal, selain bunuh diri. Akhirnya jenazah Iqbal disemayamkan di rumah duka. (posmetro)
Pemilu diartikan sebagai peristiwa hajat negara, hajat bangsa yang merupakan bukti demokrasi sebuah negara kesatuan. Pemilu di Indonesia sudah keluar dari tujuan undang-undang dasar yang dijadikan sebagai landasan dan faksafah bangsa dalam berdaulat. Pemilu seyogyanya 'luber' langsung, bebas dan rahasia. Tapi kenyataannya langsung dilaksanakan tepat pda waktunya sesuai jadwal bisa dikatakan ya. Bebas dalam hal memilih mungkin tusk mungkin juga ya, sebab ada beberapa propokasi dala mensukseskan calegnya, partainya atau kelompoknya dilakukan dengan berbagai cara yang multi indisipliner. Betapa tidak, karena rakyat Indonesia baru saja mengetahui dan belajar berdemokrasi... Buktinya kepala pemerintahan yang dipimpin partai tertentu selalu saja memaksakan rakyatnya dan bawahannya untuk memilih partai yang didudukinya. Walhasil jangan sampai turun jabatan atau tidak akan naik kembali menduuki tahta pemerintahan... Bukankah ini sebuah kerajaan atau monarchi? atau kerajaan rezim baru ala demokrasi yang kalut?...
Sebenrnya yang paling enak kalau jadi apa sih legislatif apa eksekutif?
tentunya kalau berfikir tanggung jawan semua jabatan akan terasa berat karena harus mempertanggungjawabkan hasil kerjaannya kepada subjek pemerintahan yakni rakyat. Kalau berfikir jabatan tho yang dia duduki pasti tak akan pernah merasakan berat malah menikmatinya dengan biasa saja. Wallahu a'lam...
Abu Bakar Shiddiq Ra menangis ketika beliau diangkat sebagai khalifah pertama pengganti Rasulullah Saw dalam mengemban amanat Allah dan rasulnya. Mengapa is menangis?..... Dia menangis karena kehawatiran yang tinggi terhadap pelaksanaan program kekhilahan yang tidak bisa dia laksanakan sesuai tuntunan Allah dan Rasulnya. Beliau tidak berhenti berdagang yang merupakan mata pencaharian untuk memenuhi nafkah anak-anak dan istrinya tanpa mengabaikan kepentingan kekhalifahan. Bahkan beliau terkenal dengan kedermawanan, hingga semua harta yang dimilikinya untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan Islam, untuk kepentingan negara.
Kesiapan Caleg???
Makin banyak aturan yang mengatur system pemilihan umum dan pencalonan anggota legislatif, maka makin banyak pula sikap propikasi dan politisasi masalah untuk memenangkan dirinya dan golongannya. Betapa tidak, begitu emansipasi mulai digembar gemborkan bangsa kita, diharuskanlah 30% caleg setiap partai untuk memenuhi tes verifikasi partai peserta pemilu. Walau kadang-kadang semua partai juga kelabakan mencari sosok wanita yang peduli masyarakat, peduli bangsa, peduli golongan juga siap berkifrah seperti layaknya RA Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien dan Cut Meutia..... Walhasil beberapa perempuan yang mencalonkan diri harus izin suami, harus meninggalkan kewajibannya mengurusi anak, harus mengorbankan beberapa materi dan finansial untuk menjadi caleg yang terpilih. Walhasil kedua banyak caleg dari kaujm hawa ini yang diambil dari para ibu rumahtangga dan para gadis yang muda belia yang siap tidak siap harus siap menjadi caleg.
Padahal menurut penulis menjadi seorang legislatif bukan sekedar mampu membayar pendaftaran, mampu emmebeli suara rakyat dengan menjual rumah, kendaraan dan harta lainnya. Akan tetapi sejauh mana dia berkiprah di masyarakat sebagai tokoh, sebagai ibu atau bapak teladan, sebagai keluarga yang sakinah, penuh mawaddah dan rahmah dan daopat dibuktikan secara amamliah dan mu'amalah di sekitar masyaraklat tersebut. Hingga tanpa mempengaruhi masyarakatpun dengan money polytic dia akan terpilih.
Dari mulut ke mulut ada caleg yang menjual kendaraannya satu, dua bahkan hampir 50% harta kekayaannya ludes digunakan untuk memperjuangkan tujuannya. Ada juga caleg yang hingga bercerai karena tidak dizinkan suaminya atau istrinya tidak rela karena menjual sebagian harta hasil rumahtangganya. Ada juga yang masing-masing (suami-istri) kembali ke kedua orangtuanya karena perpisah dan rumahnya dijual.
Peristiwa Yang Amat Melakukan Bangsa
Serba-serbi pasca pemilu legislatif,... memmang aneh tapi nyatanya nyata lho...
Kolaisi partai tidak menentu, bingung jadinya, palagi bagi sipatisan dan kader partai? Yang pada akhirnya tunggu sebelum pilpres aja deh. Caleg yang masih punya utang pada percetakan, tukang sablon,..... ga aneh tu?.... Ada juga yang menjual atau menggadaikan kendaraan inventaris partai...... Yang Lainnya setelah penghitungan suara dimulai setelah beberapa hari dan dipastikan dia tidak mungkin menjadi caleg..... wah banyak sekali;
Bunur diri, gantung diri, stress, masuk penjara, membunuh anggota KPPS, memarahi dan mengamuk di kerumunan massa, menjadi gila, langsung stroke, langsung meninggal dan lain sebagainya..... Apakah ini krisis mental ataukah krisis iman? Wallahu a'lam, naudzubillahi min dzalik..... Allahumma ba'idnaa
Yang lebih lucu lagi ada caleg yang mengambil yang pernah dia beri kepada masyarakat; karpet, televisi, rebana...... aneh memang, tapi nyata lhoooooo...
Di Ciamis, Jawa Barat
Caleg Gantung Diri
Diduga karena menderita stres akibat tekanan persaingan perolehan suara, Caleg no urut 8 dari PKB, Sri Wahyuni (40), yang mencalonkan anggota DPRD Kota Banjar, akhirnya mengambil jalan pintas dengan gantung diri. Jasadnya ditemukan warga Selasa (14/4) sekitar pukul 08.00 WIB di dalam saung di tengah sawah di Dusun Cibarogol Desa Bangunjaya Kec Langkaplancar Kab Ciamis.
Saat ditemukan, kondisi jasad terlihat memakai pakaian lengkap serta kerudung. Menurut keterangan warga yang melihat penemuan mayat itu, saat itu korban terlihat mengenakan celana jins panjang warna biru yang dipadu kaos lengan panjang berwarna putih.
Toto Suharyanto (32), salah seorang saksi mata, menyebutkan bahwa penemuan mayat itu sangat mengejutkan. Hal itu, kata dia, karena warga disekitar sama sekali tidak mengenalinya. Kami justru kenal sama suaminya yang memang asli orang sini, ujar dia kepada Republika, Selasa (14/4).
Saat ditemukan, jasad korban tergantung di atas atap saung dengan menggunakan selendang. Jarak jasad korban menggantung ke permukaan tanah sekitar 2 meter. Kemudian, jasad korban oleh polisi langsung dibawa ke RSUD Banjar untuk dilakukan otopsi.
Sebelum ditemukan, Toto menerangkan bahwa pada Senin (13/4) dini hari, pemuda setempat sempat menegurnya saat diketahui dia berjalan sendirian di jalan kampung. Saat itu, kata dia, korban terlihat sedang berjalan gontai menyusuri jalan dan tidak menghiraukan seruan para pemuda.
Kepala Polsek Langkaplancar, AKP Sukardi, dalam keterangannya kepada Republika, menyebutkan bahwa dugaan sementara kasus tersebut memang murni gantung diri. Menurut dia, dugaan itu menguat karena selama olah TKP tidak ditemukan bukti kekerasan yang ada di tubuh korban.
Dari keterangan yang diperoleh kepolisian, Sukardi mengatakan, korban diketahui keluar dari rumah mertua (orangtua suami korban) di kampung tersebut sekitar Senin (13/4) dini hari. Saat itu, ujar dia, tidak ada satupun penghuni rumah yang tahu korban keluar rumah, bahkan termasuk suaminya.
Namun, kata Sukardi, pada pukul 02.00 WIB, suaminya terbangun dan baru sadar kalau istrinya tidak ada. Saat itu, jelas dia, suaminya sudah mencari-cari keberadaan istrinya di dalam dan luar rumah, dan hasilnya tetap saja nihil.
Akhirnya pada Selasa (14/4) sekitar pukul 06.00 WIB, suaminya lapor kehilangan orang ke polsek. Dan kebetulan, pada pukul 08.00 WIB ada informasi penemuan mayat gantung diri di kampung tersebut,tutur dia.
Menurut keterangan suaminya, Sukardi, korban diduga memang mengalami depresi berat setelah mengetahui hasil pencontrengan dan penghitungan suara sementara. Karenanya, sambung dia, saat itu korban memutuskan mengajak suaminya untuk mendinginkan suasana di kampung halaman mertuanya di Langkaplancar. -mus/ahi/RioL
Di Medan, Sumatera Utara
Tim Sukses (TS) Caleg Gagal, Nekat Gantung Diri
Kalah dalam pemilihan ternyata tak hanya berdampak pada Caleg itu sendiri. Tim Sukses (TS) Caleg pun bisa stres bahkan mengakhiri hidupnya. Itu dibuktikan Muhammad Iqbal (28), TS seorang Caleg yang kalah.
Lelaki yang menetap di Jalan Eka Surya, Gang Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor ini nekat gantung diri di kediamannya, kemarin (10/4). Iqbal stres usai Caleg jagoannya kalah ditambah istrinya, Netty br Gultom, yang kabur dari rumah karena tak tahan dengan tabiat Iqbal yang jarang pulang ke rumah selama musim kampanye kemarin.
Iqbal adalah TS seorang Caleg untuk DPRD Medan. Sejak dua bulan lalu dia aktif menjadi TS Caleg sebuah Parpol. Karena kesibukan sebelum dan saat kampanye. Lelaki dengan pekerjaan serabutan ini dikabarkan sering tak pulang ke rumah untuk ngurus kemenangan Caleg jagoannya. Karena itu, dia acap bertengkar dengan istrinya.
Puncaknya, Netty diam-diam meninggalkan rumah. Bahkan, dua anaknya ditinggalkannya bersama Iqbal. Sejak itulah Iqbal uring-uringan. Ia dilaporkan makin stress menyusul Caleg yang diusungnya kalah dalam pemilihan. Kemarin, Iqbal akhirnya bertindak nekat. Dia mengakhiri hidup dengan gantung diri di rumahnya.
Awalnya, jasad Iqbal ditemukan adiknya, Ade Wulansari. Ade mendapati tubuh kakaknya tergantung dengan seutas tali nilon di dapur rumahnya. Sebuah kursi tergeletak di sampingnya. Diperkirakan, Iqbal naik ke kursi lalu menendangnya untuk memuluskan aksi bunuh diri. Temuan itu sontak menggemparkan warga di sana. Ade berteriak histeris saat sejumlah warga berniat menunaikan Sholat Jumat.
Temuan itu kemudian dilaporkan ke Mapolsek Delitua. Polisi lalu turun ke TKP bersama tim identifikasi. Selain jasad Iqbal, ditemukan juga surat wasiat buat Netty, istri Iqbal. Korban kecewa pada istrinya karena pergi begitu saja meninggalkannya dan anak-anaknya, ungkap Iptu Aron Siahaan, Kasat Reskrim Polsek Delitua.
Menurut Iptu Aron, usai mendapat laporan, pihaknya langsung ke TKP dan menemukan sebuah surat wasiat yang berisikan pengakuan kekesalan Iqbal atas kepergian istrinya. Dari keterangan adiknya sudah jelas kalau korban sangat frustasi dan kerap uring-uringan dengan kaburnya istrinya dengan meninggalkan 2 buah hati mereka. Soal indikasi lain tidak ada, korban tewas akibat bunuh diri, tandas Aron.
Usai diidentifikasi, jenazah Iqbal yang semula akan dievakuasi ke RS Pirngadi Medan guna diautopsi akhirnya gagal karena pihak keluarga menolak. Mereka meyakini tidak ada unsur lain penyebab kematian Iqbal, selain bunuh diri. Akhirnya jenazah Iqbal disemayamkan di rumah duka. (posmetro)
0 komentar:
Posting Komentar