Facebook Badge

Memaknai HARI IBU

>> Minggu, 04 Januari 2009

Tamhid

Hari ibu merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, hari yang seyogyanya mengangkat derajat kaum wanita, kaum feminin, kaum yang dikategorikan lemah 'karena qadratnya'. Mengapa tidak ada hari Bapak? Nah ini menarik kalau dicermati.
Versi Islam sebagai agama kita, agama yang mulia yang mengangkat derajat kaum ibu, kaum wanita hingga Rasulullah Saw pun ketika menjelang wafatnya beliau bersabda dan berwasiat kepada semua kaum musliminفإنّهن عوان واستوصوا بالنساء خيرا di kala itu untuk memelihara kaum wanita 'cikal bakal ibu' karena wanita memiliki beberapa kelemahan dibanding laki-laki. Yang menjadi penekanan dalam sabda Rasulullah Saw tersebut adalah:
• Wasiat itu mengandung hukum wajib bagi kaum lakilaki untuk melaksanakan wasiat tersebut.
• Memperlakukan dengan bijaksana, lembut dan bersikap penuh kasih sayang terhadap para wanita yang menjadi tanggung jawabnya dalam menjalani kehidupan ini.
• Selalu memberikan yang terbaik untuk mereka baik ilmu, akhlaq maupun nafkah.
Betapa tidak, begitu berat amanat yang diberikan Rasulullah kepada kaum muslimin untuk melaksanakan amanat tersebut, terlebih-lebih bagi orang yang tidak menyadari akan kelemahan kaum perempuan. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat ditemukan dalam beberapa hal aspek psikologis maupun skill dengan berbagai keterbatasan dan qadrat yang diberikan Allah kepada mereka. Secara psikologis wanita lemah menahan emosi, mudah menangis, mudah mengeluh, mudah pasrah dan mudah kalah berargumen. Bagi seorang laki-laki yang tidak banyak memahami hal ini akan dijadikan sebagai dalih untuk mengalahkan kaum wanita, terjadilah perilaku pelecehan karakter, pelecehan seksual dan pelecehan martabat. Tetapi tidak bagi laki-laki yang menyadari akan kelemahan mereka, dia akan perlakukan sebagai makhluk Allah yang mulia. Justru adanya kaum wanita maka ada pula kewajiban bagi kaum laki-laki untuk menjaga amanat Alah ini. Sebagaimana Allah telah menggaris bawahi bahwa “Pergaulilah mereka (kaum wanita) dengan cara baik” Pergaulilah di sini bermakna bukan hanya memberikan sesuatu secara biologis saja tetapi bersikap lemah-lembut, memahami karakter dan sifat wanita, mendidik wanita ke jalan yang baik dan benar, juga menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah.

Mengandung anak

Seorang ibu kita adalah wanita, telah dipaparkan begitu sifat dan karakter seorang wanita di atas. Seorang wanita ditakdirkan dengan qadrat-Nya dia harus mengandung, melahirkan, menyusui dan mendidik dengan kasih sayangnya yang tulus terhadap anaknya.
Seorang ibu harus mengandung selama ¬+ 9 bulan dalam perutnya, pegitu payah, lelah, lesu dan berat beban yang mutlak harus dipikul. Seyogyanya karena ini adalah qadrat dan iradat Allah yang diperuntukkan kepada wanita, tak seorangpun wanita yang harus menolak. Lain hal kalau Allah memberikan kelainan bagi wanita tertentu secara fisik ia tidak bisa mengandung wallahu a’lam. Selama mengandung seorang wanita harus mendidik anaknya dalam kandungan dengan banyak memberikan kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani yang diperlukan adalah saripati makanan yang penuh gizi, vitamin dan makanan-makanan yang mengandung banyak protein hingga menjadikan anak yang dalam kandungan berkembang secara normal, sehat dan cerdas serta memberikan pengaruh secara fisik pada diri ibu itu sendiri.. Kebutuhan rohani yang dibutuhkan anak adalah bagaiamana seorang ibu atau wanita yang sedang mengandung memberikan makanan rohani yang diantaranya selama mengandung selayaknya seorang ibu selalu dzkir kepada Allah, membaca Al-Quran setiap usai melakukan shalat fardu, Disanmping berdzikir dan membaca Al-Quran secara rutin juga selayaknya selalu berdoa untuk mengharapkan janin yang dikandung menjadi anak yang sehat, baik, cerdas, sholih atau sholihah serta mampu menjadikan dirinya sebagai abdi Allah, bangsa, negara dan agama untuk meninggikan kalimatullah.

Melahirkan anak

Melahirkan adalah qadrat wanita yang Allah berikan, melahirkan bukan pekerjaan yang ringan, bukan hanya sekedar mengeluarkan bayi dari dalam kandungan. Melahirkan adalah pekerjaan seorang ibu atau wanita yang dinilai oleh Rasulullah Saw adalah jihadnya seorang wanita, karena bila seorang ibu yang tengah melahirkan kemudian Allah memanggilnya maka kematian ibu itu dinobatkan sebagai syahidah. Karena tidak semua ibu atau wanita yang melahirkan itu dengan cara mudah, ada yang perlu dengan menunggu waktu yang lama, atau mungkin harus dioperasi sesar, atau mungkin juga mengeluarkan bayi tersebut tidak melalui yang semestinya.
Maka seorang ayah yang mendampingi istrinya melahirkan hendaknya memberikan spirit untuk lebih semangat dan memulihkan ekstra tenaga bagi istrinya.
Seorang ibu yang akan melahirkan tidak pernah berfikir apakah anak yang akan dilahirkan nantinya durhaka, pemalas atau menjadi orang yang dhalim. Seorang ibu yang akan melahirkan selalu berfikir positif akan kelahiran bayinya yang mungil, bersih, sehat yang membahagiakan kedua orangtuanya.

Mendidik anak

Setelah terlewati masa kritis bagi seorang ibu yang mengandung dan melahirkan, maka alam dunia yang dialami anaknya akan selalu ibu merawatnya hingga dewasa, akan selalu menyusuinya selama kurang lebih dua tahun. Saripati air susu ibu juga harus steril dari virus dan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Makanan yang dikonsumsi juga harus steril dari kandungan penyakit dan virus apapun, secara agamis juga tidak mengandung makanan yang haram baik cara mendapatkannya maupun jenis makanannya itu sendiri.
Mendidik bukan hanya menyuruh dan memerintah anak untuk melakukan sesuatu secara spontan saja, tetapi mendidik itu bagaimana seorang ibu mampu memberikan pendidikan sesuai dengan usianya perkembangannya. Kebiasaan melakukan sesuatu harus diberikan sejak dini, pembiasaan melakukan sesuatu untuk dirinya dilakukan oleh dirinya. Memberikan kebiasaan melayani dan menghormati orangtua yang biasa seorang ayah melakukannya tentunya yang ringan-ringan saja. Berikan penamaan sesuatu yang sering dilihatnya, berikan penjelasan sekedarnya tentang sesuatu yang mungkin ditanyakannya. Selalu mendampingi anaknya ketika ada tugas dari guru di sekolah dan selalu memberikan sikap optimis dan semangat belajar.
Diantara pendidikan yang harus ditanamkan sejak dini kepada anak.

Menghormati ibu

Seorang ibu atau ayah berhak untuk dihirmati semua anaknya tak terkecuali. Kalau seorang ibu berhak dihormati, maka semua anaknya wajib menghormati ibunya. Penghormatan itu berarti tidak boleh membantah, tidak boleh membuat seorang ibu murka, tidak boleh seorang anak membuat ibunya menngis. Allah telah menggariskan bahwa jangankan membuat ibunya murka, membantah dengan ucapan “ah” saja tidak boleh dan dihukumkan haram oleh para ulama.
Lakuan sesuatu untuk membuat ibu bahagia, seneng, gembira dan membuat ibu selalu tersenyum.
Maka selama ibu itu taat beragama, taat ibadahnya dan selalu dalam di jalan Allah, istiqamah dalam menjalankan kehidupan sesuai tuntutan Allah dan Rasul-Nya, wajiblah bagi anaknya untuk menghormatinya dan mentaatinya. Andaikan ibu dan ayah kita termasuk orang yang membelot dari Islam misalnya menjadi kafir atau musyrik, sikap penghormatan kepada mereka tetap harus ada, tetapi ketaatan kepada mereka tidak harus dilakukan.

Takhtim

Paparan yang singkat ini diharapkan memberikan konstribusi seadanya terhadap ibu-ibu, calon-calon ibu di semua generasi, yang jelas siapa saja yang bakal menjadi ibu. Bagi seorang ayah juga diharapkan ada manfaatnya, karena kehidupan yang harmonis akan terjalin bila balance (keseimbangan) antar ibu dan ayah untuk menjaga dan menunaikan amanat Allah terhadap anaknya.
Terlebih lebih bagi seorang anak yang kurang menyadari kapasitas dirinya sebagai anak yang pernah dikandung, dilahirkan, disusui, didik dan dibesarkan harus menghormati tanpa batas masa dan usia.
Semoga manfaat bagi kita smua, selama kita membantu orang lain saudara kita sendiri Allah senantiasa membantu hamba-Nya, amien
Tawakkaltu ‘alallah la haula walaa quwwata illa billah.

0 komentar:

Anak Adalah Fitnah

Anak Adalah Fitnah

Pengikut

Pesan Rosulullah

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad dan rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian (niat dan keikhlasan” (HR Muslim)

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP